05 November 2021

Proses

Proses…

Hallo guys..

Lama banget gue nggak menulis lagi tentang blog, sempat off dari dunia per-blogan karena sibuk menjalani hari-hari yang cukup menguras energi. Baik dari pikiran, hati, dan ekspektasi-ekspektasi yang terkadang tidak sesuai dengan harapan kita.

Anggap saja itu semua bagian dari proses seseorang, untuk menjalankan hari-harinya dalam mencapai tujuan. Sering banget gue pun merasa capek dengan segala keadaan yang di alami. Baik dalam lingkungan pekerjaan ataupun harapan kita yang ntah kapan semua itu akan terwujud. Dan gue belajar, bahwa tidak ada proses yang instant dalam mencapai apa yang kita mau. 

Terlebih, kita pun sering melihat orang-orang yang mungkin jauh lebih muda dibawah kita, sudah bisa lebih maju, lebih kritis dan jauh lebih bertindak ketimbang kita yang mungkin sudah mencoba segala hal tapi belum terlihat hasil yang sesuai dengan apa yang kita mau. Padahal kalau kita lihat ke proses yang telah kita lalui, seenggaknya kita sudah berani untuk start lebih dulu ketimbang orang lain yang mungkin masih ragu-ragu dalam bertindak.

Ngomong-ngomong nih kalau kita lihat di era sekarang, banyak hal yang bisa kita lakukan dengan internet, apalagi sekarang semua sudah serba digital, apapaun informasi yang ingin kita ketahui bisa kita akses dengan leluasa. Seperti halnya kita mencari uang, nggak perlu lagi kita harus punya gelar tinggi-tinggi untuk bisa mendapatkan gaji dan jabatan di perusahaan besar. Semua jauh lebih di permudah asal kita mau cari tahu bagaimana caranya.

Contoh saja kasus yang gue alami, selama ini gue merasa tertinggal di umur gue yang sekarang kalau dibandingkan dengan anak muda yang generasinya di bawah gue, mereka jauh lebih bisa berkembang karena mereka menang di umur dan mereka pun lebih bisa eksekusi serta tampil percaya diri untuk bertindak. Mereka lebih bisa melihat peluang ketimbang kita-kita yang hanya sebagai penonton dan ntah kapan kita berani untuk eksekusinya.

Balik lagi, kita pun nggak bisa membandingkan jalan hidup kita dengan orang-orang. Even dengan orang yang umurnya dibawah kita. Hanya saja, mereka pun lebih di untungkan dari segi umur karena bisa merasakan teknologi yang bisa mempermudah kita dalam melakukan pekerjaan ataupun aktivitas kita sehari-hari.

Kita pun harus punya kesadaran dengan “apa sih, arti kita hidup di dunia ini?” 

Hidup kita harus bisa bermanfaat, jangan lagi di pakai untuk buang waktu apalagi untuk kesenangan pribadi. Boleh sih kita senang-senang, jalan-jalan, tapi ada saatnya juga kita pun berpikir bahwa nggak bisa loh, kita hidup hanya untuk kesenangan pribadi saja. Gue pun punya mimpi, dimana hidup gue harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Karena kita itu makhluk sosial, bukan makhluk independen. Well then, untuk mewujudkan itu semua, gue tahu resiko apa yang harus gue laluin, yang pasti prosesnya tidak mudah dan mungkin akan membatin untuk gue pribadi. Tapi itulah hidup, kalau kita mau hidup dengan Value, harus siap dengan prosesnya.

Rasa sakit yang kita alami ini, lama-lama akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Serta  menguatkan pribadi kita yang nantinya akan lebih tahan banting juga. Gue percaya, selama kita berani bermimpi, dan berani untuk mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan mimpi itu, suatu saat Tuhan juga pasti akan mendengar dan membantu kita dalam menggapai mimpi tersebut. Apalagi kalau mimpi kita itu mulia.

Ada harga yang harus dibayar untuk mencapai semua apa yang kita mau. Semua berawal dari keinginan, hasrat, dan gairah untuk bertindak. Mungkin kalian bisa saja menghujat ketikkan gue atau kalian berpikir gue hanya membual dengan apa yang gue ketik saat ini. Karena memang belum bisa gue buktikan. Tapi ya gue pun ingin membuktikan kepada setiap orang, bahwa manusia itu berhak untuk bermimpi dan masing-masing dari kita punya tujuan hidup.

Jujur saja, gue pun bayar harga untuk mengasingkan diri dari dunia luar untuk lebih bisa belajar banyak hal, ketimbang gue menghabiskan waktu dan uang hanya untuk kesenangan pribadi. Kalian bisa lihat orang yang mencoba menyibukkan diri pasti juga hidupnya bisa lebih berkembang.

Kalau ditanya tujuan gue bikin blog atau ngetik hal-hal seperti ini, ya salah satunya untuk menjadi dampak juga buat orang lain, yang mungkin lagi berproses ataupun merasa dia sudah melakukan banyak hal, tapi belum terlihat hasilnya. Tos! Kita sama kalau begitu, gue pun selama ini sudah mencoba melakukan banyak hal, tapi memang hasil nyatanya belum terlihat. Namanya juga proses, seenggaknya kita mau untuk melalui tahapan-tahapannya. Hehe

Sekian dulu ya guys.

Continue reading Proses

10 March 2021

Being Single

Source : pict

Welcome back..

Nggak bosan-bosan gue share cerita tentang relationship ya. Dan kali ini, gue hanya ingin share cerita dari seseorang yang nggak ingin di publish namanya.

Being Single.

Oke, apa itu single?

Pasti semua sudah tahu. Single adalah keadaan ketika seseorang tidak memiliki hubungan ikatan atau komitmen dengan siapapun. Komitmen atas hubungan ini bisa banyak, ada yang bersifat sangat resmi dalam hukum. Misalnya, pernikahan dan komitmen yang nggak bersifat hukum atau informal, yaitu pacaran atau tunangan. Dengan siapa? Ya dengan lawan jenis pastinya.

Tentu, kita semua pasti pernah merasakan namanya single. Normalnya, sebelum dia bersama pasangannya sekarang, pasti statusnya adalah single. Berarti only as being single kita bisa memilih untuk berpasangan atau tetap menjadi single.

Berarti single itu bebas dong? 

Yup, dalam hal ini kalian hanya punya komitmen dengan dirimu sendiri, bukan bersama orang lain. Artinya, dalam menjalani kehidupanmu, keputusan selalu ada di tanganmu dan risiko kamu yang tanggung. Ketika kamu beranjak dewasa, semua keputusan bisa kalian ambil dengan bebasnya, selagi kalian masih single. 

Namun, sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendirian. Maka dari itu banyak orang beranggapan atau merasa single itu sungguh menyedihkan, karena pikiran kita yang menyimpulkan seperti itu. Maka dari itu banyak orang di luar sana berlomba-lomba mencari pasangan karena mereka merasa kesepian, merasa nggak laku karena pikiran mereka sendiri.

Memang, di dalam hidup ini, termasuk saya pribadi, adalah orang yang tidak ingin hidup sendirian. Menyenangkan rasanya punya seseorang yang kita cintai dan bisa mencintai kita. Ada perasaan bahagia ketika kita tahu bahwa kita tidak sendirian. Kenyataannya, berpasangan tidak hanya soal menjadi nggak sendirian lagi, tapi menjadi versi terbaik buat pasanganmu. Hal itu tidak mudah, bukan? Karena kita tidak lagi memikirkan diri kita sendiri, tapi juga orang yang kalian kasihi. Maka, mungkin kalian tidak akan sebebas ketika masih single. Kalian tidak lagi bahagia untuk diri kalian sendiri, tapi juga kebahagiaan dia juga. Keputusan apapun tidak lagi tentang keputusan diri sendiri. 

Maka tidak sedikit juga orang yang memilih untuk single. Mungkin mereka merasa tidak bebas selama mereka in relationship. Mungkin mereka ingin mengejar impian mereka tanpa harus memikirkan orang lain. Bagi mereka orang tua sudah cukup. Bisa jadi mereka trauma dengan hubungan karena termakan oleh ekspektasi mereka sendiri. Maka dari itu, penting buat diri kita sendiri, terutama yang masih single, ask yourself apakah kalian sudah merasa cukup bahagia dengan diri sendiri? Apakah sebenarnya kita sudah siap menjalin hubungan dengan seseorang? Mungkin buat kalian yang sudah berpengalaman, bisa menceritakan bahwa berpasangan itu, bukan lagi perkara sudah memiliki pasangan saja. Melainkan banyak hal yang harus kalian pertimbangkan dan perjuangkan untuk ke depannya. 

Akan ada banyak rintangan dan persoalan yang hanya kalian berdua hadapi dan ketahui. Menurutku, mereka yang dewasa menghadapinya, berarti sudah bertanggung jawab sebagai single. Berarti seorang single bisa jadi, harus mampu membahagiakan dirinya sendiri, baru dia sadar . Well, I think it’s more than that. Coba tanya yang sudah pacaran hingga tunangan atau menikah.

Jadi, I know how it feels, fellas. Kesepian itu perasaan wajar yang dialami setiap orang (of course as a single, we often feel that way). Jangan malu atau minder atau bahkan mencari  pelampiasan ke orang lain. Banyak hal positif yang bisa kita lakukan, selain berdoa dan berusaha mencari pasangan. Kita sama-sama belajar mencari sisi positif dalam kehidupan yang kita jalani. It’s fine being a single, it means we are preparing ourselves for someone perfect for us. (tak apa menjadi single, berarti kita sedang bersiap untuk seseorang yang juga tepat untuk kita nantinya).

Oke sekian dulu tulisan kali ini, see you on the next story.

Continue reading Being Single

22 January 2021

Mama, Tolong Peluk Aku Sekali Saja


Oke kali ini gue mau sedikit berbagi cerita.

Mama, Tolong Peluk Aku Sekali Saja

Namaku Camilla Putri Fransiska, biasa dipanggil Milla. Umurku tahun ini menginjak angka 17. 
Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku bernama Kaila Putri Fransiska. Usiaku dan usia Kaila hanya selisih dua angka. Kaila memasuki usia ke-14nya bulan lalu. Ah, mengingat Kaila selalu membuatku iri. Kaila sangat cantik, di usianya yang memasuki masa remaja, Kaila terlihat sebagai gadis yang sempurna dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kaila memiliki rambut lurus yang panjang dan hitam mengurai. Kulitnya pun putih dan lembut. 


Jika dilihat dari wajahnya, bentuk mata, hidung, bibir, semuanya nyaris sempurna. Tidak ada garis cacat di sana. Selain fisiknya yang bisa dikatakan sempurna, Kaila juga seorang gadis yang pintar. Di sekolah, ia selalu menempati peringkat tiga besar. Kaila benar-benar merupakan anak kebanggaan papa dan mama. Berbanding terbalik denganku, tak ada yang bisa dibanggakan dari diriku dari segi fisik atau segi apapun. Tetapi, aku tetap bersyukur karena Tuhan masih memberiku anugerah kehidupan.

Suatu saat di pagi hari yang cerah, aku sedang menyisir rambutku yang keriting dan berwarna hitam kecoklatan ini dikamarku. “Boleh masuk?” tanya papa sambil membuka pintu kamarku. Aku menjawab pertanyaan papa dengan anggukan. Papa masuk dan menghampiriku, lalu berdiri di belakangku. Papa mengambil sisir ditanganku dan mulai menyisir rambutku sambil sesekali mengusap kepalaku. Ah, aku sangat merasa nyaman dengan keadaan ini. Tangan papa yang lembut dan hangat selalu menjadi pendorong dan penyemangat hidupku. Rasanya, aku ingin selalu begini.

“Papa mau mengantarkan mama pergi ke pasar, kamu mau nitip sesuatu?” tanya papa. Aku berpikir sejenak dan mengingat cat hitamku habis. Padahal, aku harus menyelesaikan lukisanku. Lukisan yang akan kujadikan hadiah ulang tahun mama minggu depan. “Cat saja, yang hitam” ujarku singkat. “Baiklah,” jawab papa. Beberapa menit kemudian, papa tersenyum kepadaku melalui cermin. “Dah, selesai.” Kata papa seraya mengelus rambutku yang terkuncir rapi di puncak kepala. Lalu, papa berpamitan kepadaku dan beranjak keluar dari kamarku.

Aku beranjak ke sudut kamar. Di sana terdapat sebuah kanvas yang tertutup kain putih. Kusibak kain itu, dan terpampanglah sebuah lukisan setengah jadi. Aku pun mulai menyelesaikan lukisan itu. Di lukisan yang baru setengah jadi itu, ada sosok seorang perempuan yang selama ini kurindukan pelukan dan kasih sayangnya. Seorang perempuan yang kupanggil ‘Mama’. Mengingat mama membuat konsentrasiku buyar. Tanganku menggantung di udara, aku urung melanjutkan kegiatanku. Kuletakkan kuas dan palet warna di meja di sisi kanvas. Pandanganku mengabur tatkala kembali kupandang lukisan di depanku. Air mataku menetes, andaikan mama mau melihatku sedikit saja, memanggil namaku, dan memelukku, mungkin aku akan merasa seperti orang yang paling bahagia sedunia. Aku tidak ingat lagi, kapan terakhir kalinya mama melakukan semua itu untukku. 

Mungkin mama merasa aku sudah mati baginya. Anak mama hanya Kaila. Selalu hanya Kaila. Aku pernah mendengar bahwa mama malu punya anak sepertiku, hatiku sangat perih saat itu. Memang demikianlah keadaanku, terlahir tak sesempurna Kaila, kedua kakiku tak berfungsi normal, sehingga seumur hidupku harus kuhabiskan di kursi roda. Ah, jika aku punya kaki seperti Kaila atau seperti anak lainnya, aku ingin sekali berlari, menari, dan berlompat-lompatan. 

Tak dapat ku tahan air mataku, hingga terdengar suara ketukan di pintu yang membuat lamunanku buyar, kuusap air mataku dengan cepat. Aku tidak ingin orang lain tau bahwa aku sedang menangis. “Mbak Milla, ini Mbok bawakan sarapan.” Suara Mbok Inah, asisten rumah tanggaku, terdengar di balik pintu. “Ya Mbok. Masuk aja.” sahutku sambil menarik kain penutup kanvas di depanku. Mbok Inah yang sudah bekerja selama 23 tahun di keluarga kami, masuk sambil membawakan sarapan untukku, menaruh sarapan itu di mejaku, dan menyuruhku untuk memakannya.

Hari yang dinanti pun tiba. Sejak pagi, semua anggota keluargaku sibuk menyiapkan segalanya untuk pesta perayaan ulang tahun mama, kecuali diriku yang hanya berada di dalam kamar dan sibuk membungkus lukisan yang telah kubuat dengan kertas sampul berwarna coklat.

Nanti aku akan minta tolong Mbok Inah untuk meletakkannya di ruang tamu, tempat dimana acara akan berlangsung. Aku tidak pernah hadir di acara ulang tahun mama, karena aku tidak ingin mama malu dengan keberadaanku. Aku juga tak ingin melihat orang-orang menatapku dengan rasa kasihan. Biasanya, aku akan mengintip dari balik pintu kamarku sepanjang acara berlangsung. Aku selalu mendoakan kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan untuk mama. Aku juga mendesahkan doa khususku, bahwa aku ingin mama menyayangiku, seperti mama menyayangi Kaila. Baru kali ini aku memberikan hadiah khusus untuk mama. Akhirnya acarapun dimulai, kuputuskan untuk keluar kamar menyusul Mbok Inah di dapur. Sebelum keluar, aku menjangkau lukisan dalam sampul coklat yang tersandar di dinding. Dengan bersusah payah, aku mengayuh kursi roda dengan tanganku yang bebas. Cukup sulit memang, karena aku harus menyeret lukisan yang ukurannya lumayan besar.

Sesampainya di dapur, aku meminta tolong Mbok Inah untuk memberikan lukisan itu pada mama nanti. Aku tidak mungkin menyerahkannya langsung kepada mama, karena aku tak ingin mama merasa malu, marah, atau bahkan terjadi sesuatu yang lebih buruk lagi. Akhirnya, Mbok Inah mengambil lukisan itu dari tanganku dan membawanya ke ruang tamu. Aku mengintip kejadian saat Mbok Inah menyerahkan lukisan itu kepada mama. Mama terlihat bingung dan melayangkan pandangannya ke arah tempatku bersembunyi. Aku menarik diriku lebih jauh ke balik dinding.
Hingga tiba saat acara tiup lilin, mama meniup lilinnya yang berangka 45 dibantu oleh papa dan Kaila yang berada disebelahnya. Mereka terlihat sangat bahagia. Tak terasa air mata menetes di pipiku. Aku menangis, entah untuk kebahagiaan atau untuk kesedihan.

Tiba saatnya acara buka kado, kado yang akan dibuka adalah kado dari orang-orang terdekat mama. Dimulai dari kado yang diberikan oleh nenek, papa, Kaila, dan terakhir adalah kado bersampul coklat yang kuberikan untuk mama. Aku bingung akan seperti apa reaksi mama nantinya. 
Mama merobek sampul berwarna coklat itu. Semua mata tertuju pada kado yang sedang dibuka oleh mama. Saat keseluruhan sampulnya sudah terlepas, nampaklah mama sedang memegang sebuah lukisan. Mama terdiam lama memandangi lukisan itu. Papa yang berdiri di sebelahnya pun ikut terdiam. Lukisan yang amat indah dan terlihat nyata. Lukisan itu adalah lukisan keluarga kami.
 
Keluarga kami yang utuh. Ada papa, mama, Kaila, dan aku. Di lukisan itu, mama sedang memeluk kami, keluarga kecilnya. Ku tuliskan juga sebuah pesan singkat dibagian pojok kiri bawah lukisan itu, ‘Milla sayang mama selamanya.’ Kulihat mata mama mulai berkaca-kaca.
“Milla…” lirih mama menyebut namaku. Aku tak sanggup lagi menyaksikan kejadian itu, rasanya air mataku yang ingin terjatuh tidak bisa kutahan lagi. Aku mendorong kursi rodaku menuju kamar. Sesampainya di kamar dan setelah pintu kamar kukunci, aku melepaskan tangisku sepuas yang aku bisa meski dalam diam. Kutumpahkan semua air mataku yang tadi tertahan. Aku menangis dan terus menangis hingga aku merasa dadaku sedikit lega. Akhirnya, aku mendengar suara ketukan di pintu kamarku dan dari balik pintu itu sebuah suara memanggilku, “Milla, buka pintunya nak!” Suara itu adalah suara yang telah lama tak kudengar memanggil namaku. 

Maafkan Mama.” Benar, itu memang suara mama. Bergegas kuputar kunci kamar. Mama mendorong pintu kamarku dan langsung memelukku. Aku benar-benar merasa ini seperti mimpi. Kemudian, papa juga memelukku. Kaila yang tidak ingin ketinggalan ikut masuk ke dalam kehangatan pelukkan itu. Ini impianku, impian yang akhirnya menjadi kenyataan. Aku merasa sangat senang dan bersyukur atas mimpiku yang telah menjadi kenyataan ini.

Oke sekian dulu untu story kali ini.
Continue reading Mama, Tolong Peluk Aku Sekali Saja

04 January 2021

Cinta Bukan Tentang Spekulasi Ataupun Kalkulasi

Selamat datang kembali.

Cinta Bukan Tentang Spekulasi Ataupun Kalkulasi

Pernah nggak kalian berpikir hal-hal yang idealis dalam suatu hubungan? Seperti contohnya, mengharapkan pasangan kita itu sesuai dengan apa yang kita mau? “Ya semua orang pasti mau dan pernah dong.”

Sayangnya, apa yang manusia harapkan, terkadang nggak sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Dan itu sering kali terjadi di dalam setiap hubungan.

Ekspektasi kita terhadap suatu hubungan, pasti ingin berjalan lancar-lancar saja tanpa adanya suatu masalah ataupun hambatan.

Hubungan itu bisa diibaratkan “kita sebagai penumpang dalam sebuah bus.”

Seperti yang ko Calvin Chandra bilang, “Apa pun alasannya, apa pun penyebabnya, salah satu dari kita harus turun untuk menaiki bus yang lain.” 

Yang berarti orang bisa singgah, ataupun pergi kapan saja tanpa kita menduga-duga tujuan akhirnya akan sampai dimana. 

Karena yang tujuan akhirnya sama pun, mungkin harus melalui beberapa kali perpindahan bus. Dan itu hal yang tidak terduga pada akhirnya.

Iya, karena gue mengalami juga hal yang seperti ini. Yang gue harapkan, dan perhitungkan semuanya, tetap saja akan pergi meninggalkan kalau takdir sudah memisahkan.

Ikhlas...

Satu kata, yang maknanya sangat dalam dan berat untuk dilakukan. Apalagi ketika kalian tahu bahwa mantan kalian sudah memiliki pasangan baru. 

Kecewa, sedih, menyesal? Itu sudah menjadi hal-hal yang harus kita telan pahitnya, apalagi ketika hubungan menjadi kandas di tengah perjalanan yang akan kita lalui bersama pasangan. Siapapun pada akhirnya, bisa turun, dan pergi meninggalkan. Pada dasarnya manusia itu memang sendirian.

Tidak ada yang perlu disesali, karena mereka pun berhak untuk turun dari bus yang sudah mereka tumpangi. Dan mungkin saja, dia akan turun dan menaiki bus lainnya. Anggap saja mereka itu sebagai teman perjalanan selama kita hidup di dunia ini dan semua memang ada fasenya.

Dan pertanyaan-nya, bisa nggak sih mantan menjadi teman? Nggak ada jawaban yang pasti dan tepatnya. Karena itu semua balik lagi dengan isi hati kalian.

Apakah hati kalian sudah berdamai, dan mengikhlaskan dia? Even if, dia sudah dengan yang baru.

Karena jujur saja, nggak semua orang bisa menerima hal ini. Orang akan merasa sakit dengan hancurnya sebuah kepercayaan yang telah dia beri dan hasilnya ternyata nggak sesuai harapan.

Kasihlah space untuk kalian berdamai dan self healing dengan hati kalian. Nggak ada keharusan juga ketika kalian harus berteman kembali dengan mantan kalian. Karena ini tentang kesiapan hati, bukan tentang hasrat ataupun keinginan untuk menjalin kembali hubungan yang telah runtuh.

Cinta, bukan lagi skala seberapa besar kalian mencintai pasangan kalian, seberapa besar anda berkorban untuk pasangan kalian. Bukan pula tentang spekulasi, yang mengharapkan hal-hal yang sesuai rencana kalian. Semua itu harus balance dan sesuai dengan porsinya. Kita pun nggak akan pernah menduga hal-hal yang akan terjadi dalam setiap hubungan.

Sometimes, the best way to love someone safely is through memories. @Calvin Chandra

Continue reading Cinta Bukan Tentang Spekulasi Ataupun Kalkulasi

10 September 2020

Indahnya Majalengka

Selamat datang kembali!

Indahnya Majalengka


Kali ini gue ingin membahas tentang wisata di Kabupaten Majalengka, Kecamatan Argapura, Jawa Barat letaknya. 
Iya, tempat wisata yang gue kunjungi kali ini cukup worth untuk dikunjungi. 
Tempatnya memang agak jauh dan estimasi perjalanan sekitar 40-45 menit kalau kalian berangkat dari Cirebon. 
Jangan tanya panasnya seperti apa ketika gue naik motor siang hari menuju tempat wisata disana.

Well, itu semua akan terbayar ketika kalian sudah menginjakkan kaki di tempat wisata yang bernama “Air Terjun Curug Ibun.” Untuk penampakan fotonya seperti ini :




Iya! Tempatnya bagus banget, biaya masuk tiketnya pun murah hanya 10 ribu saja per orang. Dan ada tambahan untuk biaya parkir. Kalau kalian menggunakan kendaraan bermotor, dikenakan biaya 3000 ribu rupiah saja. 

Oh, teringat juga sebelum kalian memasuki area wisata, disana terdapat warung kecil-kecilan untuk ngopi santai dan beristirahat. Jadi, kalian bisa ngerumpi dan selonjor kaki kalau merasa lelah karena perjalanan. Lupa gue foto duh.
Sedikit penyesalan sih karena gue nggak terlalu banyak memfoto area tempat disana. Jadi hanya sebagian keindahan saja yang bisa gue bagikan di blog ini.

By the way, buat kalian yang mau kesini disarankan untuk fit secara fisik dan tidak ada masalah dengan pernafasan kalian. Karena kalian akan turun menggunakan anak tangga yang cukup banyak dan bebatuan yang licin. Kalau untuk turun sih oke-oke saja, untuk balik ke atasnya? Well, nafas kalian pasti akan ngos-ngosan.

Nah, yang pasti tempat ini sangat cocok dijadikan bahan selfie berlatar belakang alam. Air terjun disana pun juga terlihat sangat indah. Cocok deh buat kalian yang ingin Instagramable dan Photo session di tempat seperti ini. Disarankan kalau kalian kesini untuk bawa pakaian ganti, dan menggunakan celana pendek serta sandal jepit. Agar tidak repot saat terkena air atau ingin masuk ke perairan yang lebih dalam.

Mungkin sekian dulu review tempat wisata yang gue visit kali ini. Next, akan gue publish di lain waktu. Foto pemanis di bawah berikut ini ya. 😄





Dan beberapa ke-asyikan bersama teman-teman gue.




Sekian.
Continue reading Indahnya Majalengka

20 August 2020

Hubungan itu



Selamat datang kembali.

Hubungan itu...

Relationship. Pernah nggak kalian berpikir bahwa relationship itu sangat complicated? Apalagi diumur kalian yang sudah bukan teenagers lagi. 

Wah, makin terasa bukan permasalahan apa saja yang kalian alami.
Iya, gue pun begitu. Masalah yang kita alami sekarang itu bukan hanya tentang pandangan fisik, material, atau apapun yang hanya kelihatan “plus-nya saja.” Banyak hal yang harus kita pertimbangkan. 

Banyak sih yang gue lihat, sekarang itu pacaran hanya sekadar coba-coba atau main-main saja. Dan sebagian orang ketika awal-awal menjalani hubungan pasti masih disertai bumbu-bumbu manis dan romance-nya.

Tapi, setelah lama dijalani? Ribut, salah paham, dan berasa nggak bisa nerima pasangan kita kok begini. 
Iya, semua orang pasti ngalami sih yang begini. Begitu pun dengan gue. Tapi setelah gue mengalami hal seperti itu, gue jadi sadar bahwa hubungan yang seperti itu salah.

Hubungan itu didasari oleh kesepakatan bersama untuk bisa saling mengenal, lalu bisa menerima atau tidaknya pribadi dia. Barulah kita berkomitmen untuk lebih serius ketahap selanjutnya. Apabila selama kalian sedang proses saling mengenal, ada pribadi dia yang bikin kalian nggak merasa sreg ataupun nggak bisa kalian terima, lebih baik jangan dipaksa untuk berkomitmen. Karena ketika kalian sudah berkomitmen dan mengeluh, sudah telat namanya. Syukur-syukur untuk diomongin terlebih dahulu sebelum melakukan penilaian.

Ada beberapa hal menurut gue yang wajib kalian cermati dalam memilih pasangan :


1. Komunikasi


Kalian selama berkomunikasi dengan pasangan nyambung atau engga? Karena dengan kalian nyambung selama berkomunikasi, itu merupakan modal untuk ke depannya. Banyak hal yang harus kalian obrolin.
Bukan sekadar : 
“lagi apa? Sudah makan belum?” 

Terlalu klasik kalau kalian pacaran tiap hari hanya membicarakan hal-hal seperti itu. Kalian pun harus luas secara wawasan agar bisa membicarakan topik-topik yang positif dengan pasangan kalian. Karena ketika kalian sudah menikah, banyak hal yang harus kalian obrolin dan saling bertukar pikiran dengan pasangan.

Nikah itu seumur hidup, jadi jangan sampai menyesal ketika kalian sudah menikah dan baru mengeluh karena merasa nggak cocok dengan pasangan kalian. Selama pacaran kemana saja bambang. 🙃

2. Sikap saling menghargai


Selama pacaran, kalian bisa nggak menunjukkan sikap saling menghargai? Atau jangan-jangan kalian merasa nggak dihargai oleh pasangan kalian? Iya, ini penting banget!

Kalau dari pacaran saja sudah nggak bisa saling menghargai, gimana nantinya kalau sudah berumah tangga? 
Hargai pasangan kita, ketika dia sedang mengutarakan pendapat. Jangan di komentarin dulu sebelum dia selesai ngomong atau barulah kita berbicara ketika dia memang butuh respon balik dari kita.
Begitupun sebaliknya.

3. Karakter dia seperti apa?


Manfaatkan lah momen-momen pacaran untuk bisa lebih mengenal karakter pasangan kalian seperti apa. Memang, nggak bisa kita mengharapkan 100% terlihat karakter/sifat pasangan kita seperti apa. Karena banyak juga yang gue lihat, ketika sudah berumah tangga barulah sifat aslinya muncul. Seenggaknya dari pacaran kalian sudah ada gambaran bahwa “oh, pasangan kita seperti ini.”

Bisa mengontrol emosi atau tidak ketika kalian sedang berselisih, jangan sampai kalian punya pasangan yang ketika emosi, langsung main fisik. Fix langsung blacklist  saja.

Dewasa nggak secara kepribadian? Bagaimana sikap dia ketika menghadapi masalah. Itu hal-hal penting yang harus kalian pikirkan untuk membangun rumah tangga nanti ketika kalian sudah married.
Kalau kalian punya pasangan maunya menang sendiri dan nggak bisa untuk didiskusikan, apakah kalian bisa menerima nantinya? Nah loh.

4. Belajar untuk menerima kekurangan


Dari ketiga hal itu semua, kita harus bisa memutuskan. Apakah kita bisa menerima pasangan kita atau engga nantinya. Kita pun nggak bisa mengharapkan pasangan yang sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Disini kalian akan mempertimbangkan, kekurangan dia yang seperti itu bisa nggak untuk dia ubah? Dan sekiranya memang perlu untuk dibicarakan, bicarakan lah dengan pasangan kalian.

Fungsi pasangan itu hanya bisa untuk membimbing dan mengarahkan ke hal-hal yang positif. Mau berubah atau nggak, itu urusan inisiatif dia. Karena perubahan sifat itu harus dari dalam diri dia sendiri dan kemauan dia.

Well, mungkin cukup sekian dulu postingan kali ini. Pernikahan itu  One Way Ticket. Jadi jangan sampai kalian salah dalam memilih pasangan.
Continue reading Hubungan itu

22 May 2020

Corrupted Mind


Judul postingan ini gue ambil dari salah satu buku yang salah satu isi babnya membahas tentang corrupted mind atau bahasa indonesianya yaitu pikiran yang korup.


Kita semua pasti mempunyai pikiran yang korup di era modern sekarang ini. Bukan dalam artian kalian mengkorupsi uang yang bukan hak milik kalian loh ya. 

Tapi yang mau gue bahas kali ini yaitu gaya hidup  mewah yang berkaitan dengan corrupted mind.


Contohnya, seperti gue ingin membeli jam tangan Patek Phillipe/Rolex ketimbang jam tangan merek tempe. Padahal fungsinya sama, yaitu sekadar untuk menunjukkan waktu saat ini. 


Apa sih yang membedakan? 


Karena jam tangan tersebut bermerek?


Terlapisi oleh berlian?


Mungkin masih banyak hal lainnya. Tapi ya balik lagi, fungsi utamanya hanya satu kan? Hahaha.


Contoh lain, ketika kita datang ke restoran mewah. Mungkin di benak kita untuk anak-anak muda saat ini, pasti ingin mengabadikan momen tersebut dengan memfoto makanan tersebut lalu disebarluaskan ke media sosial. Salah kah? Ntah, gue nggak bisa jawab. Balik lagi ke persepsi kalian dalam menanggapi hal tersebut.


Merasa bahagia dengan memposting makanan mahal lalu membagikan momen tersebut ke media sosial? Apa bahagia karena bisa merasakan makan di restoran mewah? yak, jawabannya ada di diri kalian sendiri karena kalian yang merasakan.


Kita itu manusia haus akan gengsi, dan kita pun merasa kalau pakai barang branded itu membuat kita merasa bahagia dan percaya diri. Persepsi kita akan barang branded itu pasti sama,  menganggap barang tersebut something dan ada valuenya. Sama halnya dengan kita makan di restoran mewah lalu di unggah di sosial media. Seolah kita menaruh kebahagian pada sesuatu yang WAH lalu di pamerkan ke orang lain.


Gue kutip sedikit dari buku yang gue baca :


Menggantungkan kebahagiaan pada apa yang kita konsumsi, apa yang kita beli, apa yang kita pakai. Padahal sekadar untuk bahagia saja sebenarnya sederhana. Hanya saja persepsi kita akan bahagia itu, kita yang bikin rumit dan mahal.


Manusia cenderung ingin di akui di masyarakat dan dengan melakukan hal-hal yang menarik perhatian orang lain, lalu kita pun akan merasa bahagia. Seolah-olah barang branded yang kita pakai itu hanya sebagai topeng agar orang lain tidak meremehkan kita. Padahal pikiran kita yang membuat persepsi seperti itu. Faktanya belum tentu kan?


Yak itu sudah masuk artian dari corrupted mind yang gue maksud.


Sebenarnya gue pun merasa nggak pantas untuk menulis ini, karena pribadi gue juga berbanding terbalik dengan apa yang gue tulis ini. Gue pun ya senang dengan barang-barang branded dan senang juga memfoto makanan lalu di unggah lewat media sosial. Tapi setelah gue baca banyak dan memahami dari corrupted mind ini, gue pun menyadari bahwa bahagia itu bukan di tentukan oleh hal-hal yang mahal. Melainkan dengan hal-hal yang sederhana pun kita sudah bahagia. Dan belajar untuk menerima diri sendiri dulu.


Sekian dulu postingan kali ini.

Continue reading Corrupted Mind